Dari Rakyat Untuk Rakyat slide_1

PNPM Mandiri memang mensyaratkan adanya partisipasi aktif masyarakat dalam pembangunan by pnpmsumekar.blogspot.com.

Geliat Masyarakat yang terisolir slide_2

Karena pada tahun 2011 di dusun ini dibangun sebuah jembatan dengan panjang 18 meter yang melintas di atas hulu sungai “Angsono” by pnpmsumekar.blogspot.com.

Peningkatan Kapasitas dan Penguatan Kelambagaan slide_3

MODAL PRESTASI BADAN KERJASAMA ANTAR DESA PNPM – MPd KECAMATAN AMBUNTEN KABUPATEN SUMENEP by pnpmsumekar.blogspot.com.

Pemberian Surplus yang Tepat Sasaran slide_4

Sebanyak 23 anak didik dan masing-masing anak menerima Rp 500.000,- (Lima Ratus Ribu Rupiah) , yang secara simbolis di serahkan oleh Bapak Bupati Sumenep KH. A. Busyro Karim. M.Si by pnpmsumekar.blogspot.com.

Bibit Tanaman slide_5

Tapi jika mendengar kapal Tampomas 2 yang tenggelam seperti di tulis dalam lagu Iwan Fals tentu akan tidak asing terdengar di telinga kita by pnpmsumekar.blogspot.com.

Rabu, 07 Mei 2014

3 Desa di Kecamatan Dungkek kena Sanksi PNPM Mandiri Perdesaan

Bertempat di Pendopo Kecamatan Dungkek Kabupaten Sumenep, Senin 10 Pebruari 2014 Musyawarah Antar Desa 3 (Prioritas Usulan) PNPM Mandiri Perdesaan menetapkan 12 desa bisa ikut kompetisi dari 15 desa yang berpartisipasi. Ketiga desa tersebut adalah Desa Bicabbi, Bancamara dan Desa Lapa Daya.  Penerapan sanksi ketiga desa tersebut disebabkan adanya aturan main dan sanksi yang disepakati dalam Forum MAD bahwasanya bagi desa yang masih mempunyai tunggakan dan pengembaliannya di bawah 80 % maka usulan di desa tersebut tidak dibahas di  Forum MAD Prioritas Usulan.

SEPATU KAMI, KINI TAK LAGI JADI KEPITING

"Sepatu kami tak lagi jadi kepiting…!, ungkap Nelly, salah seorang siswa sekolah dasar Negeri Batuputih Kenek 1 yang saat ini duduk sebagai siswa kelas akhir.

Memang semenjak direalisasikannya Program PNPM-MPd T.A.  2013, dibidang sarana prasarana pengaspalan  jalan, menjadi kenikmatan tersendiri bagi pengguna jalan tersebut dikarenakan kondisi jalan yang asalnya labil, becek dan licin, kini sudah teraspal rapi sesuai dengan keinginan masyarakat setempat.

Maryani (48 th.), salah seorang perempuan yang turut andil dalam menyelesaikan pelaksanaan proyek pengaspalan jalan tersebut mengaku bahwa dirinya kini tak pernah lagi melihat siswa/I yang hendak pergi/pulang sekolah dengan menenteng sepatunya layaknya seekor kepiting segar yang baru saja ditangkap. Mereka kini berjalan lebih gagah dan percaya diri mengenakan sepatu kebanggaannya.

RENCANA TATA RUANG PERDESAAN

Suatu konsep landasan kebijakan pengembangan kawasan perdesaan yang partisipatif dan berkesinambungan
Oleh:
M. F. LISAN, ST
(FT Kec. Ganding Kab Sumenep)



1.    Pendahuluan
Perdesaan merupakan suatu bagian wilayah yang tidak berdiri sendiri. Suatu wilayah bisa disebut perdesaan karena mempunyai karakteristik yang tidak sama dengan perkotaan. Suatu kawasan yang aktifitas utamanya atau aktifitas ekonomi penduduknya bersandar pada pengelolaan sumberdaya alam setempat atau pertanian dinamakan dengan kawasan perdesaan (UU 24 Tahun 1992). 

Ibu Juharah begitulah para tetangga memanggilnya

Warung Bu Juhara setelah dapat pinjaman modal dari PNPM-MPd Kec. Pragaan
Dulunya hanyalah pedagang peracangan kecil yang memanfaatkan emperan rumahnya yang terbuat dari bambu untuk berjualan. Matanya yang sudah nanar dan kulitnya  yang semakin keriput tidak menyurutkan hasratnya untuk menopangekonomi keluarga ditengah sulitnya mendapatkan penghasilan, ditambah kebutuhan yang semakin lama terasa semakin berat ditanggung.

Pemberian Surplus yang tepat sasaran beasiswa bagi Anak Yatim dan Sembako bagi Fakir Miskin

Pemberian Beasiswa oleh Bapak Bupati Sumenep
Batang-batang : UPK Unit Pengelola Kegiatan PNPM-MPd Kecamatan Batang-batang di percaya oleh Pemerintah dan masyarakat untuk mengelola dana Reguler dan Perguliran, yang berbentuk Simpan Pinjam Khusus Perempuan (SPP) dan Usaha Ekonomi Produktif (UEP) di mana Dana tersebut dipinjamkan ke kelompok-kelompok untuk menambah modah usaha kelompok dalam upaya meningkatkan usaha dan peningkatan kesejahteraan hidup anggota kelompok, kelompok - kelompok tersebut tersebar di Semua desa se kecamatan Batang batang, Pada laporan Akhir Pertanggungjawaban UPK Tahun  2012 Jumlah Asset Dana yang dikelola oleh UPK per bulan Desember 2012 sebesar Rp.1.2664.417.600,- . Setelah dilakukan Musyawarah yang dipimpin oleh BKAD dan dihadiri oleh Tim Pendanaan, tim Penyehatan Pinjaman seluruh perwakilan Desa disepakati  pembagian surplus sebagai berikut :

Perjalanan Waktu Selama 13 - 18 Jam di Tengah Lautan Lepas

Kapal Laut Dari Dermaga Kalianget Menuju Kepulauan Masalembu


Masalembu…… Masalembu……

Mendengar namanya saja mungkin akan asing bagi kita, apalagi tahu seperti apa keadaan pulau tersebut. Tapi jika mendengar kapal Tampomas 2 yang tenggelam seperti di tulis dalam lagu Iwan Fals tentu akan tidak asing terdengar di telinga kita. Pulau Masalembu atau yang juga dikenal dengan nama Pulau Masalembo merupakan pulau kecil yang terletak d utara pulau Madura. Kecamatan Masalembu ini masuk wilayah Kabupaten Sumenep.  

Pada mulanya, pulau ini tidak berpenghuni. Sekitar abad XVII, orang-orang Bugis sering melakukan perjalanan ke Surabaya untuk berdagang.  Barang dagangan mereka yang paling banyak adalah kelapa.  Pada suatu  ketika, sebuah kapal mereka tidak mendapat cukup angin dan akhirnya terdampar di perairan sebelah timur Pulau Masalembu. Karena pulau ini adalah pulau yang terdekat, mereka memutuskan untuk mendarat. Pulau ini tidak di huni oleh seorang manusiapun,  hanya terdapat sekumpulan sapi atau lembu yang merata hampir di semua pulau. Maka orang Bugis menamakan pulau ini dengan Nusa Lembu. Karena tanahnya yang cocok untuk kelapa, maka orang-orang bugis memutuskan untuk menanam kelapa bawaan mereka di pulau ini dan mengganti barang bawaan mereka dengan sapi untuk di bawa ke Surabaya. Setelah mendapat cukup angin, mereka melanjutkan perjalanan ke Surabaya untuk berdagang. Di Surabaya mereka menyebarkan informasi mengenai keberadaan pulau ini.

“GEDUNG SEKOLAH BARU BUAT ANAK PENERUS BANGSA”

Kondisi awal tempat belajar
Gedung sekolah Taman Kanak-kanak (TK) Dewi Sartika yang ada di Desa Torbang Kecamatan Batuan yang sejak didirikan memang kurang layak disebut sebagai gedung sekolah yang biasanya digunakan sebagai tempat menuntut ilmu dikarenakan pada saat berdiri bertempat dibalai desa.

    Kemudian pada tahun 2000 sampai dengan 2009 sekolah tersebut berpindah tempat menempati gedung KUD (Koperasi Unit Desa) yang sudah tidak layak digunakan. Namun perpindahan sekolah yang lama yang bertempat di balai desa ke gedung KUD tersebut tidak banyak memberi perubahan yang berarti. Mengapa tidak, sekolah yang biasanya berdinding tembok dan beratap genteng lengkap dengan fasilitasnya yang membuat nyaman para muridnya melakukan kegiatan belajar mengajar namun tidak dengan sekolah TK Dewi Sartika ini yang sekolahnya dindingnya terbuat dari seng dan bahkan atapnya menggunakan seng sehingga membuat siswa dan guru pengajarpun merasakan kepanasan pada saat malakukan proses belajar mengajar. Bahkan pada saat musim penghujan pun proses belajar mengajar juga terganggu oleh suara bising air hujan yang jatuh pada atap yang terbuat dari seng.

BERKAH PASAR DESA SLOPENG KECAMATAN DASUK KABUPATEN SUMENEP

Desa Slopeng  merupakan salah satu desa lokasi PNPM Mandiri Perdesaan yang ada di Kecamatan Dasuk Kabupaten Sumenep Provinsi Jawa Timur dengan luas wilayah 245.200 Ha dengan jumlah penduduk 230 KK atau 2846 jiwa diantaranya  920 jiwa adalah penduduk miskin.

Secara geografis Desa Slopeng merupakan daerah pesisir pantai yang jauh dari keramaian maupun pasar.  Masyarakat hanya bisa menikmati makanan hasil laut dari tangkapan ikan jika cuaca memungkinkan untuk melaut.  Sebenarnya masyarakat sangat menginginkan sekali adanya pasar temporer yang menjual aneka kebutuhan masyarakat perdesaan dengan harapan menu makanan lebih bervariasi.
Pasar Desa Slopeng Kecamatan Dasuk

Seiring berjalannya waktu pada tahun 2008 dengan adanya PNPM-Mandiri Perdesaan di Kecamatan Dasuk dan sesuai dengan mekanisme dan tahapan alur PNPM-MPd diusulkannya pembangunan Pasar Desa oleh kaum perempuan masyarakat Desa Slopeng melalui penggalian gagasan yang pada akhirnya dimusyawarahkan di Musyawarah Khusus Peremouan dan disyahkan melalui Musyawarah Desa Perencanaan.

Selasa, 29 April 2014

PNPM Mandiri Perdesaan Sumenep : Dari Rakyat Untuk Rakyat

Mulusnya Jalan Telford di Batuan 

PNPM Mandiri memang mensyaratkan adanya partisipasi aktif masyarakat dalam pembangunan. Konsep ini mengajarkan mereka untuk memilah pembangunan apa yang layak menjadi prioritas. Pelibatan langsung masyarakat dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan mampu menumbuhkan rasa memiliki terhadap hasil yang sudah dicapai. Maka tidak heran jika Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri relatif disukai oleh masyarakat dibandingkan dengan model pembangunan top down. Dan karena berangkat dari bawah, manfaatnya pun lebih terasa oleh masyarakat. Seperti itulah yang terlihat dari hasil pembangunan yang dilakukan melalui program PNPM Mandiri Kabupaten Sumenep.

Anggaran PNPM Mandiri Perdesaan di Kabupaten Sumenep tahun 2012 sebesar Rp 37,8 miliar yang terdiri dari APBN sebesar Rp 34,7 dan APBD sebesar Rp 3,1 miliar dialokasikan untuk 287 Desa di 25 kecamatan. Pada tahun 2013, anggaran tersebut ditingkatkan menjadi Rp 55,2 miliar dari APBN sebesar Rp 52,2 miliar dan APBD mencapai Rp 3 miliar.

GELIAT MASYARAKAT YANG TER-ISOLIR

Salah satu masyarakat yang sangat bergimbara dengan adanya Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MPd) adalah masyarakat Dusun Sempong Timur Desa pasongsongan. Karena pada tahun 2011  di dusun ini dibangun sebuah jembatan dengan panjang 18 meter yang melintas di atas hulu sungai “Angsono”, jembatan ini merupakan satu-satunya akses yang menghubungkan masyarakat Dusun Sempong Timur Desa Pasongsongan dengan masyarakat Dusun Sumber Pocok Desa Soddara.

Dimana sebelum adanya jembatan kehidupan masyarakat dusun ini sangat ter-isolir dengan masyarakat di luar masyarakat dusun Sempong Timur, jalan akses menuju lokasi dusun sangat sulit sekali karena jalan yang ada mempunyai tingkat kesulitan yang cukup tinggi yaitu kemiringan tanjakan jalan diatas 17 % (sangat curam) dijalur sebelah utara dusun, sehingga tidak ada kendaraan yang berani melewati jalan ini baik kendaraan roda dua maupun roda empat. Satu-satunya akses jalan yang bisa masuk ke wilyah dusun Sempong Timur adalah melewati jalur sebelah selatan yaitu berupa jalan setapak dari dusun Sumber Pocok Desa Soddara dengan melintasi hulu sungai Angsono melalui jembatan bambu seadanya, itupun  hanya bisa dilewati pada saat musim kemarau saja dengan kendaraan roda dua, sementara akses jalur selatan ini pada saat musim penghujan tidak bisa dilewati disebabkan jalannya becek dan kondisi air sungai deras dan dalam.

PENINGKATAN KAPASITAS dan PENGUATAN KELEMBAGAAN

MODAL PRESTASI BADAN KERJASAMA ANTAR DESA PNPM – MPd KECAMATAN AMBUNTEN KABUPATEN SUMENEP

Patwari (Fasilitator Kecamatan Ambunten)
Pada bulan Juni 2012 sebagai Fasilitator Kecamatan (FK) Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat – Mandiri Perdesaan (PNPM – MPd) saya di-relokasi dari Kecamatan Giligenting ke Kecamatan Ambunten Kabupaten Sumenep.  Mengawali aktifitas dilokasi yang baru dengan melakukan perkenalan dengan para pelaku, orientasi wilayah, kondisi alam, sosial budaya masyarakat dan realitas implementasi peran pelaku dan kelembagaan serta kondisi kegiatan Simpan Pinjam Perempuan (SPP) dilingkungan PNPM - MPd.  Dari kegiatan orientasi dapat disimpulkan bahwa perlu dilakukan peningkatan kapasitas dan penguatan kelembagaan dengan tetap mempertimbangkan proses pemberdayaan dan kearifan lokal untuk menyelesaikan permasalahan yang muncul termasuk masalah tunggakan SPP.

Bibit Tanaman…

Ada 2 buah bibit tanaman yang terhampar disebuah ladang subur. Bibit yang pertama berkata, “aku ingin tumbuh besar. Aku ingin menjejakkan akarku dalam-dalam ditanah ini. dan menjulangkan tunas-tunasku diatas kerasnya tanah ini. Aku ingin membentangkan semua tunasku, untuk menyampaikan salam musim semi. Aku ingin merasakan kehangatan matahari dan kelembutan embun pagi dipucuk-pucuk daunku.” Dan bibit pertama itu tumbuh makin menjulang.

Hidayaturrahman 
(Pegiat Pemberdayaan Masyarakat di Kab. Sumenep)
Bibit yang kedua bergumam, “aku takut. Jika kutanamkan akarku kedalam tanah ini, aku tak tahu, apa yang akan kutemui dibawah sana. Bukankah disana sangat gelap? Dan jika kuteroboskan tunasku keatas, bukankah nanti keindahan tunas-tunasku akan hilang? Tunasku ini pasti akan terkoyak. Apa yang akan terjadi jika tunasku terbuka? Dan siput-siput mencoba untuk memakannya. Dan pasti jika aku tumbuh dan merekah, semua anak kecil akan berusaha untuk mencabutku dari tanah. Tidak, akan lebih baik jika aku menunggu sampai semuanya aman.” Dan bibit itupun menunggu dalam kesendirian.

Lihatlah Telapak Tanganmu…!

Hidayaturrahman (FT Kec. Ra'as)
Ada beberapa garis utama yang menentukan nasib. Ada garis kehidupan, ada garis rejeki dan ada pula garis jodoh. Sekarang menggenggamlah. Dimana semua garis tadi? Didalam telapak tangan yang kita genggam. Nah, apa artinya itu??? Apapun takdir dan keadaan kita kelak, semua itu ada dalam genggaman kita sendiri.

Kita lihat bukan? Bahwa semua garis tadi ada ditangan kita. Dan, begitulah rahasia sukses. Berjuang dan berusaha dengan berbagai cara untuk menentukan nasib kita sendiri. Tetapi coba lihat pula genggaman kita. Bukankah masih ada garis yang tidak ikut tergenggam? Sisa garis itulah yang berada diluar kendali kita. karena disanalah letak kekuatan Sang Maha Pencipta yang kita tidak akan mampu lakukan dan itulah bagian-Nya.

PEMBERDAYAAN SEBUAH PROSES MENUJU KEMANDIRIAN DAN KESEJAHTERAAN

Gaung “Pemberdayaan Masyarakat” telah membahana keseluruh antero jagat raya, menelusup keseluruh sendi-sendi kehidupan masyarakat dalam berbangsa dan bernegara di seluruh pelosok negeri dengan harapan dapat membentuk karakter individu atau masyarakat yang mampu memahami dan mengarahkan potensi dirinya menjadi mandiri dan bertanggungjawab atas segala tindakan yang dilakukan.  Pemberdayaan dapat diartikan sebagai upaya memberikan kesempatan dan kemampuan kepada individu atau masyarakat untuk berpartisipasi, bernegosiasi, mempengaruhi dan mengendalikan kelembagaan masyarakat secara bertanggungjawab demi perbaikan kehidupannya. 

Ir. Patwari dengan latar belakang pelabuhan di Kepulauan Giligenting
Upaya pemberdayaan masyarakat perlu memperhatikan empat unsur pokok, pertama Aksesbilitas informasi (Kemampuan akses yang diterima oleh masyarakat); kedua Partisipasi atau keterlibatan (Menyangkut siapa yang dilibatkan dan bagaimana mereka terlibat dalam keseluruhan Proses pembangunan); ketiga Akuntabilitas (Pertanggungjawaban publik atas segala kegiatan yang dilakukan dengan mengatasnamakan rakyat); keempat Kapasitas organisasi local (Kemampuan berkerja sama, mengorganisir warga masyarakat, serta memobilisasi sumber daya untuk memecahkan masalah-masalah yang mereka hadapi).

Menulis Jalan Hidup Pemberdayaan…

PNPM-MPd Kab. Sumenep

Jika ingin hidup abadi, menulislah. Tulisan dalam arti luas, selalu saja meninggalkan jejak yang abadi. Dalam sejarahnya, tulisan selalu menjadi gambaran dan acuan atas kondisi suatu zaman. Pun begitu bagi pelaku pemberdayaan. Tulisan tentang perencanaan, proses dan pelaksanaan pemberdayaan masyarakat akan menggambarkan dengan utuh suatu kegiatan pemberdayaan masyarakat. Disamping itu, ide-ide pemberdayaan diharapkan dapat menjadi inspirasi suatu gerakan yang massif dan terstruktur demi terbangunnya civi society yang kuat.

Dalam rangka itu, pada tanggal 17 Juli 2013 bertepatan dengan hari Rabu. Bertempat di posko PNPM MP Kabupaten Sumenep, diadakan in service training (IST) yang difasilitasi oleh Information, Education, Communication (IEC) Specialist dari RMC IV Jatim Bapak Haryo bagi seluruh fasilitator kecamatan di kabupaten Sumenep. Dalam IST itu, bapak Haryo memberikan tips, advice dan kiat-kiat dalam membuat best practices dimasing-masing kecamatan. Selain itu, pak Haryo juga memberikan materi tentang dasar-dasar penulisan berita agar menarik dan reliable.