Mulusnya Jalan Telford di Batuan |
PNPM Mandiri memang mensyaratkan adanya partisipasi aktif masyarakat dalam pembangunan. Konsep ini mengajarkan mereka untuk memilah pembangunan apa yang layak menjadi prioritas. Pelibatan langsung masyarakat dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan mampu menumbuhkan rasa memiliki terhadap hasil yang sudah dicapai. Maka tidak heran jika Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri relatif disukai oleh masyarakat dibandingkan dengan model pembangunan top down. Dan karena berangkat dari bawah, manfaatnya pun lebih terasa oleh masyarakat. Seperti itulah yang terlihat dari hasil pembangunan yang dilakukan melalui program PNPM Mandiri Kabupaten Sumenep.
Anggaran PNPM Mandiri Perdesaan di Kabupaten Sumenep tahun 2012 sebesar Rp 37,8 miliar yang terdiri dari APBN sebesar Rp 34,7 dan APBD sebesar Rp 3,1 miliar dialokasikan untuk 287 Desa di 25 kecamatan. Pada tahun 2013, anggaran tersebut ditingkatkan menjadi Rp 55,2 miliar dari APBN sebesar Rp 52,2 miliar dan APBD mencapai Rp 3 miliar.
Realisasi kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan pada tahun 2012 sebagian besar dialokasikan untuk kegiatan pembangunan jalan. Untuk program peningkatan jalan desa dengan aspal saja tercatat sepanjang 86,625 km yang tersebar di 125 titik. Salah satu contoh realisasi program pengaspalan jalan melalui PNPM Mandiri Perdesaan adalah pengaspalan di Desa Batuampar, Kecamatan Guluk-Guluk. Pada tahun 2012, pengaspalan jalan di desa ini mencapai 1000 meter dan lebar 2,5 meter dengan anggaran sebesar Rp 147.057.900 dan dana swadaya Rp 3.557.000. Pada kecamatan yang sama, program pengaspalan jalan juga terlaksana di Desa Payudan Daleman. Dengan anggaran sebesar Rp 148.457.900 dan dana swadaya Rp 872.000, jalan desa sepanjang 1000 x 2,5 meter berhasil diaspal. Jalan sejenis juga dibangun di Dusun Bere’ Leke, Desa Bragung, Kecamatan Guluk-Guluk dengan panjang 1.083 meter dan lebar 2,5 meter. Anggaran untuk membangun jalan ini sebesar Rp 153.292.100 plus dana swadaya Rp 400.000. Pengaspalan jalan tersebut bermanfaat bagi masyarakat karena menghubungkan kawasan pertanian dengan jalan utama di Desa Batuampar.
Program lainnya yang tidak kalah penting adalah pembangunan sarana irigasi tersier di kawasan persawahan dan ladang penduduk. Program ini penting dan sangat bermanfaat bagi masyarakat di kawasan perdesaan karena sebagian besar dari mereka berprofesi sebagai petani.
Saluran irigasi menjadi urat nadi bagi lahan persawahan. Tanpa irigasi yang memadai, produksi hasil pertanian tidak akan maksimal. Karena itu, PNPM Mandiri Perdesaan juga banyak membangun saluran irigasi tersier di perdesaan yang mayoritas penduduknya berprofesi sebagai petani. Salah satu yang dibangun melalui PNPM adalah saluran irigasi di Desa Patean, Kecamatan Batuan, Sumenep.
Berdasarkan peninjauan tim Bertindak Untuk Rakyat di Desa Patean, saluran irigasi yang dibangun PNPM Mandiri Perdesaan pada tahun 2010 sudah dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Mereka kini tidak kesulitan lagi mengairi sawah. “Sebelum ada saluran irigasi, air tidak mengalir lancar ke sawah yang saya garap. Sebelum sampai ke sawah, sudah menggenang di hulu sungai. Hasil pertanian akhirnya tidak maksimal. Kami merasa bersyukur PNPM bisa membangun saluran irigasi di desa ini,” kata Herman.
Herman tercatat sebagai salah satu buruh tani pengolah lahan sawah di Desa Patean. Ia mengolah sawah dengan sistem bagi hasil dengan pemilik lahan dengan total luas lahan sekitar 1 hektar. Meski bukan lahan sendiri, Herman mengakui ada peningkatan penghasilan setelah dibangunnya saluran irigasi di kawasan persawahan Desa Patean. Menurut dia, dalam sekali panen, ada peningkatan sekitar 71,4 persen dibandingkan dengan hasil pertanian sebelum adanya irigasi. ”Sebelum ada irigasi yang memadai, hasil panen kami hanya sekitar 3,5 ton, sekarang, dalam satu kali panen bisa 6 ton,” ujarnya.
Selain ada peningkatan hasil panen, saluran irigasi PNPM Mandiri Perdesaan itu juga meningkatkan frekuensi panen dari 1 kali dalam setahun menjadi dua kali. ”Ekonomi petani seperti kami menjadi lebih baik,” imbuh bapak dua anak ini.
Mat Sei, tetangga Herman, juga menjadi petani penggarap sawah yang merasakan manfaat dari keberadaan saluran irigasi PNPM Mandiri Perdesaan. Kakek kelahiran tahun 1962 ini mengolah sawah seluas 1,5 hektar dengan sistem bagi hasil. Menurut pengakuan Mat Sei, ada peningkatan hasil panen dari 4 ton menjadi 6 ton, bahkan sesekali bisa mencapai 7 ton. ”Saluran irigasi memperlancar aliran air ke sawah. Air lancar, hasil panen meningkat,” ujarnya. Mat Sei berharap PNPM terus dilanjutkan karena sangat membantu petani yang selama ini jarang tersentuh program perbaikan infrastruktur.
Saluran irigasi di Desa Patean dibangun pada tahun 2010 dengan anggaran sebesar Rp 134.381.000 dan dana swadaya Rp 281.000. Total panjang saluran mencapai 400 meter yang melintasi areal persawahan di kawasan tersebut. Mempertimbangkan manfaat dari saluran irigasi tersebut, PNPM Mandiri Perdesaan Sumenep terus membangun saluran irigasi di desa lain. Saluran irigasi yang dibangun pada tahun 2012 salah satunya ada di Dusun Gedungan Barat, Desa Gedungan, Kecamatan Batuan. Areal persawahan di desa yang tidak jauh dari Desa Patean ini sudah dibangun saluran irigasi tersier sepanjang 141 meter dengan menelan anggaran Rp 61.592.000 dan dana swadaya Rp 225.000.
Selain pembangunan infrastruktur jalan dan irigasi pertanian, PNPM Mandiri Perdesaan Kabupaten Sumenep juga memperhatikan kebutuhan akan adanya infrastruktur pendidikan yang memadai. Pada tahun 2012, PNPM Mandiri Perdesaan Kabupaten Sumenep telah memperbaiki dan membangun gedung sekolah dasar dan madrasah ibtidaiyah sebanyak 36 unit, gedung taman kanak-kanak 9 unit, PAUD atau playgroup sebanyak 2 unit, dan gedung SMP dan Madrasah Tsanawiyah sebanyak 4 unit.
Salah gedung sekolah yang berhasil dibangun oleh PNPM Mandiri Perdesaan Sumenep kini berdiri cukup megah di Desa Rombasan, Kecamatan Pragaan. Bangunan tersebut tuntas dikerjakan pada akhir tahun 2012 dan karena masih baru, hingga kini belum dimanfaatkan.
Sedangkan bangunan sekolah yang sudah dimanfaatkan adalah gedung Pendidikan untuk Anak Usia Dini (PAUD) dan Taman Kanak-Kanak di Desa Torbang, Kecamatan Batuan. Gedung yang dibangun pada tahun 2010 dengan anggaran Rp 136.174.350 ini menjadi tumpuan harapan bagi anak-anak usia dini untuk belajar. ”Alhamdulillah, bangunan yang dibangun PNPM ini sangat terasa manfaatnya bagi kami warga desa. Anak-anak memiliki ruang kelas yang memadai untuk belajar,” kata Kasminatus Zuhra, salah satu guru di TK dan PAUD tersebut.
Bangunan sekolah yang dibangun di areal Balai Desa Torbang tersebut terdiri dari 4 (empat) ruangan seluas 5 x 5 meter persegi. Sebanyak 3 (tiga) ruang dimanfaatkan untuk kegiatan belajar-mengajar dan 1 (satu) ruangan untuk guru. Kasminatus Zuhro dan guru-guru lainnya juga merasa nyaman dan lebih fokus mengajar. ”Ruang belajarnya nyaman bagi anak-anak dan guru dalam berinteraksi. Sangat jauh berbeda dengan ruang sekolah sebelumnya yang panas, tidak nyaman, dan kurang representatif,” imbuh dia.
Zuhro bercerita, sebelum PNPM Mandiri Perdesaan membangun gedung TK dan PAUD, pihaknya memanfaatkan gedung bekas Koperasi Unit Desa (KUD) yang dibangun sejak jaman Orde Baru. Seperti lazimnya gedung KUD, sebagian besar dinding dan atapnya terbuat dari seng sehingga kondisi di dalam ruangan sangat panas. ”Kalau dulu kita pinjam gedung KUD, kondisinya tidak memadai dan hawanya sangat panas. Kami tidak konsentrasi mengajar karena sambil mengipasi anak-anak didik yang kepanasan,” kata Zuhro mengenang.
Imbas dari pembangunan gedung baru tersebut tidak hanya pada kenyamanan kegiatan belajar mengajar. Setelah kegiatan dipindah, jumlah anak didik di TK dan PAUD Torbang meningkat pesat. Pada tahun 2010, jumlah siswa tercatat hanya sekitar 15 orang karena orang tua enggan menyekolahkan anaknya ke sekolah tersebut. Namun, kini total jumlah siswa TK dan PAUD Torbang mencapai 63 anak didik dengan perincian 22 siswa TK A, 18 siswa TK B, dan 23 siswa PAUD. ”Siswa bertambah banyak karena gedungnya sudah nyaman. Ibu-ibu juga bersemangat menyekolahkan anaknya di sini,” tandasnya.
Secara nasional PNPM Mandiri dilaksanakan sejak tahun 2007. Anggaran PNPM Mandiri tahun 2007 sebesar Rp 3,88 triliun, menjangkau 33 provinsi, 424 kabupaten/kota, dan 3.349 kecamatan. Pada tahun 2013 anggarannya Rp 9,70 triliun, menjangkau 33 provinsi, 496 kabupaten/kota, dan 6.752 kecamatan. Setiap kecamatan mendapat alokasi dana maksimal hingga Rp 3 miliar.
PNPM Mandiri terdiri dari dua bagian, yakni PNPM Mandiri Perdesaan dan PNPM Mandiri Perkotaan. PNPM Mandiri Perdesaan sepanjang tahun 2007 – 2012 telah membangun 365.323 unit jalan sepanjang 470.757 km, 312.653 unit jembatan, 317.963 unit irigasi, 317.560 unit sarana air bersih, 215.480 unit mandi cuci kakus (MCK), 2.525 unit pasar desa, listrik untuk 2.501 desa, 57.113 unit sekolah, dan 10.703 unit polindes/ posyandu. Sedangkan PNPM Mandiri Perkotaan telah membangun 96.565 unit jalan sepanjang 135.569 km, 44.500 unit drainase, 5.639 unit jembatan, 10.000 unit MCK, 7.316 unit sarana air bersih, 765 unit penerangan umum, 2.989 unit gerobak sampah, 11.434 unit rumah, 272 prasarana pendidikan, 898 unit sarana kesehatan, 1.000 unit sarana perdagangan, 150 unit irigasi, dan 3.900 unit pembuangan limbah. (yus dan dhuha)
0 komentar:
Posting Komentar