Rabu, 07 Mei 2014
3 Desa di Kecamatan Dungkek kena Sanksi PNPM Mandiri Perdesaan
Bertempat di Pendopo Kecamatan Dungkek Kabupaten Sumenep, Senin 10 Pebruari 2014 Musyawarah Antar Desa 3 (Prioritas Usulan) PNPM Mandiri Perdesaan menetapkan 12 desa bisa ikut kompetisi dari 15 desa yang berpartisipasi. Ketiga desa tersebut adalah Desa Bicabbi, Bancamara dan Desa Lapa Daya. Penerapan sanksi ketiga desa tersebut disebabkan adanya aturan main dan sanksi yang disepakati dalam Forum MAD bahwasanya bagi desa yang masih mempunyai tunggakan dan pengembaliannya di bawah 80 % maka usulan di desa tersebut tidak dibahas di Forum MAD Prioritas Usulan.
SEPATU KAMI, KINI TAK LAGI JADI KEPITING
"Sepatu kami tak lagi jadi kepiting…!, ungkap Nelly, salah seorang siswa sekolah dasar Negeri Batuputih Kenek 1 yang saat ini duduk sebagai siswa kelas akhir.
Memang semenjak direalisasikannya Program PNPM-MPd T.A. 2013, dibidang sarana prasarana pengaspalan jalan, menjadi kenikmatan tersendiri bagi pengguna jalan tersebut dikarenakan kondisi jalan yang asalnya labil, becek dan licin, kini sudah teraspal rapi sesuai dengan keinginan masyarakat setempat.
Maryani (48 th.), salah seorang perempuan yang turut andil dalam menyelesaikan pelaksanaan proyek pengaspalan jalan tersebut mengaku bahwa dirinya kini tak pernah lagi melihat siswa/I yang hendak pergi/pulang sekolah dengan menenteng sepatunya layaknya seekor kepiting segar yang baru saja ditangkap. Mereka kini berjalan lebih gagah dan percaya diri mengenakan sepatu kebanggaannya.
RENCANA TATA RUANG PERDESAAN
Suatu konsep landasan kebijakan pengembangan kawasan perdesaan yang partisipatif dan berkesinambungan
Oleh:
M. F. LISAN, ST
(FT Kec. Ganding Kab Sumenep)
1. Pendahuluan
Perdesaan merupakan suatu bagian wilayah yang tidak
berdiri sendiri. Suatu wilayah bisa disebut perdesaan karena mempunyai
karakteristik yang tidak sama dengan perkotaan. Suatu kawasan yang
aktifitas utamanya atau aktifitas ekonomi penduduknya bersandar pada
pengelolaan sumberdaya alam setempat atau pertanian dinamakan dengan
kawasan perdesaan (UU 24 Tahun 1992).
Ibu Juharah begitulah para tetangga memanggilnya
Warung Bu Juhara setelah dapat pinjaman modal dari PNPM-MPd Kec. Pragaan |
Dulunya hanyalah pedagang peracangan kecil yang memanfaatkan emperan rumahnya yang terbuat dari bambu untuk berjualan. Matanya yang sudah nanar dan kulitnya yang semakin keriput tidak menyurutkan hasratnya untuk menopangekonomi keluarga ditengah sulitnya mendapatkan penghasilan, ditambah kebutuhan yang semakin lama terasa semakin berat ditanggung.
Pemberian Surplus yang tepat sasaran beasiswa bagi Anak Yatim dan Sembako bagi Fakir Miskin
Pemberian Beasiswa oleh Bapak Bupati Sumenep |
Batang-batang : UPK Unit Pengelola Kegiatan PNPM-MPd Kecamatan Batang-batang di percaya oleh Pemerintah dan masyarakat untuk mengelola dana Reguler dan Perguliran, yang berbentuk Simpan Pinjam Khusus Perempuan (SPP) dan Usaha Ekonomi Produktif (UEP) di mana Dana tersebut dipinjamkan ke kelompok-kelompok untuk menambah modah usaha kelompok dalam upaya meningkatkan usaha dan peningkatan kesejahteraan hidup anggota kelompok, kelompok - kelompok tersebut tersebar di Semua desa se kecamatan Batang batang, Pada laporan Akhir Pertanggungjawaban UPK Tahun 2012 Jumlah Asset Dana yang dikelola oleh UPK per bulan Desember 2012 sebesar Rp.1.2664.417.600,- . Setelah dilakukan Musyawarah yang dipimpin oleh BKAD dan dihadiri oleh Tim Pendanaan, tim Penyehatan Pinjaman seluruh perwakilan Desa disepakati pembagian surplus sebagai berikut :
Perjalanan Waktu Selama 13 - 18 Jam di Tengah Lautan Lepas
Kapal Laut Dari Dermaga Kalianget Menuju Kepulauan Masalembu
Masalembu…… Masalembu……
Mendengar namanya saja mungkin akan asing bagi kita, apalagi tahu seperti apa keadaan pulau tersebut. Tapi jika mendengar kapal Tampomas 2 yang tenggelam seperti di tulis dalam lagu Iwan Fals tentu akan tidak asing terdengar di telinga kita. Pulau Masalembu atau yang juga dikenal dengan nama Pulau Masalembo merupakan pulau kecil yang terletak d utara pulau Madura. Kecamatan Masalembu ini masuk wilayah Kabupaten Sumenep.
Pada mulanya, pulau ini tidak berpenghuni. Sekitar abad XVII, orang-orang Bugis sering melakukan perjalanan ke Surabaya untuk berdagang. Barang dagangan mereka yang paling banyak adalah kelapa. Pada suatu ketika, sebuah kapal mereka tidak mendapat cukup angin dan akhirnya terdampar di perairan sebelah timur Pulau Masalembu. Karena pulau ini adalah pulau yang terdekat, mereka memutuskan untuk mendarat. Pulau ini tidak di huni oleh seorang manusiapun, hanya terdapat sekumpulan sapi atau lembu yang merata hampir di semua pulau. Maka orang Bugis menamakan pulau ini dengan Nusa Lembu. Karena tanahnya yang cocok untuk kelapa, maka orang-orang bugis memutuskan untuk menanam kelapa bawaan mereka di pulau ini dan mengganti barang bawaan mereka dengan sapi untuk di bawa ke Surabaya. Setelah mendapat cukup angin, mereka melanjutkan perjalanan ke Surabaya untuk berdagang. Di Surabaya mereka menyebarkan informasi mengenai keberadaan pulau ini.
“GEDUNG SEKOLAH BARU BUAT ANAK PENERUS BANGSA”
Kondisi awal tempat belajar |
Kemudian pada tahun 2000 sampai dengan 2009 sekolah tersebut berpindah tempat menempati gedung KUD (Koperasi Unit Desa) yang sudah tidak layak digunakan. Namun perpindahan sekolah yang lama yang bertempat di balai desa ke gedung KUD tersebut tidak banyak memberi perubahan yang berarti. Mengapa tidak, sekolah yang biasanya berdinding tembok dan beratap genteng lengkap dengan fasilitasnya yang membuat nyaman para muridnya melakukan kegiatan belajar mengajar namun tidak dengan sekolah TK Dewi Sartika ini yang sekolahnya dindingnya terbuat dari seng dan bahkan atapnya menggunakan seng sehingga membuat siswa dan guru pengajarpun merasakan kepanasan pada saat malakukan proses belajar mengajar. Bahkan pada saat musim penghujan pun proses belajar mengajar juga terganggu oleh suara bising air hujan yang jatuh pada atap yang terbuat dari seng.
BERKAH PASAR DESA SLOPENG KECAMATAN DASUK KABUPATEN SUMENEP
Desa Slopeng merupakan salah satu desa lokasi PNPM Mandiri Perdesaan yang ada di Kecamatan Dasuk Kabupaten Sumenep Provinsi Jawa Timur dengan luas wilayah 245.200 Ha dengan jumlah penduduk 230 KK atau 2846 jiwa diantaranya 920 jiwa adalah penduduk miskin.
Secara geografis Desa Slopeng merupakan daerah pesisir pantai yang jauh dari keramaian maupun pasar. Masyarakat hanya bisa menikmati makanan hasil laut dari tangkapan ikan jika cuaca memungkinkan untuk melaut. Sebenarnya masyarakat sangat menginginkan sekali adanya pasar temporer yang menjual aneka kebutuhan masyarakat perdesaan dengan harapan menu makanan lebih bervariasi.
Seiring berjalannya waktu pada tahun 2008 dengan adanya PNPM-Mandiri Perdesaan di Kecamatan Dasuk dan sesuai dengan mekanisme dan tahapan alur PNPM-MPd diusulkannya pembangunan Pasar Desa oleh kaum perempuan masyarakat Desa Slopeng melalui penggalian gagasan yang pada akhirnya dimusyawarahkan di Musyawarah Khusus Peremouan dan disyahkan melalui Musyawarah Desa Perencanaan.
Secara geografis Desa Slopeng merupakan daerah pesisir pantai yang jauh dari keramaian maupun pasar. Masyarakat hanya bisa menikmati makanan hasil laut dari tangkapan ikan jika cuaca memungkinkan untuk melaut. Sebenarnya masyarakat sangat menginginkan sekali adanya pasar temporer yang menjual aneka kebutuhan masyarakat perdesaan dengan harapan menu makanan lebih bervariasi.
Pasar Desa Slopeng Kecamatan Dasuk |
Seiring berjalannya waktu pada tahun 2008 dengan adanya PNPM-Mandiri Perdesaan di Kecamatan Dasuk dan sesuai dengan mekanisme dan tahapan alur PNPM-MPd diusulkannya pembangunan Pasar Desa oleh kaum perempuan masyarakat Desa Slopeng melalui penggalian gagasan yang pada akhirnya dimusyawarahkan di Musyawarah Khusus Peremouan dan disyahkan melalui Musyawarah Desa Perencanaan.